Hadiah Juara Liga Champion, Setara Kekayaan Prabowo !

By Blog Fatchur Rochman


ROMA-SURYA-Ketika daftar kekayaan calon presiden (capres)/calon wakil presiden (cawapres) yang akan bertarung pada Pilpres 8 Juli 2009 mendatang dilansir ke publik beberapa waktu lalu, masyarakat Indonesia tercengang mengetahui daftar kekayaan salah satu cawapres, Prabowo Subianto, yang mencapai Rp 1,7 triliun

Rincian total harta kekayaan Prabowo mulai dari aset perusahaan, saham hingga kuda. Bahkan, kuda-kuda Prabowo per ekor nya ada yang berharga Rp 3 miliar. Luar biasa !

Tetapi, bagi orang-orang super kaya di Eropa, kuda bukanlah ‘mainan’ yang digemari. Orang-orang kaya di sana lebih memilih menginvestasikan duitnya dengan membeli klub-klub sepak bola untuk kemudian ‘diolah’ menjadi mesin pengeruk uang.

Dipelopori miliarder Rusia, Roman Abramovich yang membeli Chelsea pada 2003. Kini, banyak investor dari Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah berlomba-lomba membeli klub sepak bola. Penyebabnya, inilah cara cepat untuk mendapat penghasilan dalam jumlah besar.

Tidak percaya?

Anda baru akan percaya jika melihat besaran hadiah yang diperuntukkan bagi tim juara Liga Champions. Apakah itu Barcelona atau Manchester United (MU) yang tampil sebagai juara di final Liga Champions, Kamis (28/5) dini hari tadi, kas keuangan klub mereka bakal mendadak membengkak.

Pasalnya, pemenang Liga Champions tahun ini akan mendapatkan penghasilan sekurang-kurangnya 110 juta euro atau sekitar Rp 1,5 triliun (kurs 1 euro = Rp 14.475). Itu penghasilan dari bayaran pertandingan, hadiah, sponsor, dan dari sektor lainnya. Hadiah yang bisa diraih hanya dalam satu kali pertandingan itu nyaris setara dengan jumlah harta Prabowo.

Demikian hasil studi yang dilakukan Master Card Study, salah satu sponsor Liga Champions seperti dilansir AP, Rabu (27/5).


Bahkan, tidak hanya tim juara yang bakal diguyur dengan prize uang berlimpah. Tim yang kalah sekalipun, meski bakal menangis melihat tim lawan merayakan gelar, mereka akan tetap mengantongi banyak uang. Tim kalah berhak membawa pulang hadiah 65 juta euro atau sekitar Rp 940 miliar.

Kota Roma sebagai venue final tahun ini juga kebagian hadiah 45 juta euro sebagai ‘kompensasi’ dipakainya Stadion Olimpico yang juga berdampak pada kampanye turisme di kota yang populer dengan sebutan Eternal City alias kota abadi itu. Jumlah itu lebih tinggi dari yang diraih Moskwa (venue final tahun lalu), sebesar 35 juta euro dari berbagai sektor.

Karenanya, sangat beralasan jika tim-tim di negara benua Eropa setiap tahunnya saling sikut untuk berebut tiket tampil di Liga Champions. Sebab, tim-tim kontestan Liga Champions tidak hanya berkesempatan memburu trofi sebagai lambang kejayaan, tetapi juga kemakmuran di tengah ancaman krisis global.

Itu pula yang membuat orang-orang kaya semisal Roman Abramovich di Chelsea, sang raja minyak Italia Massimo Moratti di Inter, Joan Laporta (presiden Barcelona) hingga pemilik baru Manchester City, taipan Abu Dhabi Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan

sangat royal belanja pemain-pemain terbaik dengan harga miliaran rupiah ketika pasar transfer pemain tahap pertama dibuka pada Juni-Agustus. Mereka berlomba-lomba memperkuat tim, tentu saja target utamanya adalah bersaing di level Eropa (Liga Champions).

“Final Liga Champions 2009 tidak hanya menyediakan hadiah terbesar di sepak bola antarklub, tetapi juga merangsang ekonomi begitu hebat. Total keuntungan akibat adanya event ini diperkirakan bakal mencapai 210 juta euro (sekitar Rp3,3 triliun),” begitu bunyi pernyataan dari Master Card Study.

Dijelaskan, baik Barcelona maupun MU juga akan mendapat penghasilan sekitar 30 juta euro (sekitar Rp 434 miliar) selama keikutsertaan di Liga Champions musim ini. Sebagai info, setiap tim yang tampil di Liga Champions akan mendapat bayaran sesuai hasil yang mereka dapatkan di setiap pertandingan.

Jika menang bayarannya akan bertambah. Mencapai final, bayarannya makin tinggi dan sang juara akan mendapat hadiah paling tinggi. Karenanya, Liga Champions acapkali disebut sebagai kompetisi bergelimang uang.

Penghasilan pemenang Liga Champions musim ini tidak berbeda jauh dari musim sebelumnya. Yang terlihat jauh berbeda adalah saat MU jadi juara musim lalu dibanding juara musim sebelumnya, AC Milan. Setelah mengalahkan Liverpool 2-1, Milan secara total diperkirakan hanya meraup penghasilan 67 juta pounds (sekitar Rp1,2 triliun).


Sedangkan Liverpool yang juara Liga Champions pada 2005, diperkirakan hanya meraup total penghasilan sebesar 46 juta pounds (sekitar Rp849,6 miliar). FC Porto yang juara pada 2004, diperkirakan hanya meraup keuntungan total 10 juta pounds (sekitar Rp184,6 miliar).

“Naiknya penghasilan pada final 2008 karena mempertemukan dua klub Inggris. Suporter Inggris dikenal sangat boros untuk ukuran sepakbola, baik dalam membeli tiket, merchandise, makanan, minuman. Belum lagi pengeluaran dari suporter non-Inggris,” jelas pernyataan Study tersebut.ap/had




 

0 comments so far.

Something to say?